Intisari—
Bengkel Mobil BIMA adalah Bengkel otomotif yang selain memiliki divisi
penjualan juga memiliki divisi bengkel. Terdapat beberapa masalah yang ada pada
divisi bengkel BIMA, yaitu tidak efektifnya pencatatan pelanggan baru untuk
servis baru karena dengan aplikasi berbasis desktop pelanggan harus datang ke
Bengkel dahulu, tidak diketahuinya secara langsung kebutuhan data servis dan
Surat Perintah Kerja Bengkel oleh Kepala Regu atau Checker karena berada di
sistem desktop yang terletak di Bengkel, serta Service Advisor (SA) tidak dapat
mengetahui langsung jika servis sudah selesai karena Checker harus
memberitahukan secara manual kepada SA. Dari beberapa masalah tersebut, maka
dibutuhkan sistem pencatatan dengan teknologi mobile yang portable dan efisien.
Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi pencatatan servis mobil untuk SA dan
Checker.
Sistem pencatatan servis mobil ini menggunakan teknologi Google Cloud
Messaging (GCM) untuk mempermudah pengiriman pemberitahuan kepada SA dan Checker.
I. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi dewasa
ini semakin pesat. Salah satu perkembangan teknologi informasi yang memberikan
dampak bagi masyarakat yang cukup besar adalah teknologi mobile.
Teknologi mobile ini lebih fleksibel dari pada sistem desktop dan
lebih praktis ketika digunakan. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari,
masyarakat membutuhkan informasi untuk dapat melakukan kegiatan sehari-hari.
Semakin pesatnya perkembangan device mobile Teknologi mobile yang
sedang populer adalah teknologi Android. Android adalah sistem operasi yang
dimodifikasi dari kernel Linux yang berbasis open source sehingga dapat
digunakan oleh siapa saja [1]. Teknologi Android dapat dimanfaatkan dalam
berbagai kegiatan manusia dengan tujuan mempermudah, mulai dari mempermudah
berkomunikasi, mempermudah belajar, sampai mempermudah dalam urusan bisnis.
Untuk mempermudah urusan bisnis, saat ini
teknologi informasi sudah menjadi kebutuhan dasar bagi setiap perusahaan
terutama dalam menjalankan segala aspek aktifitas organisasi [2], sehingga
dalam menunjang sebuah organisasi baik organisasi pemerintah maupun swasta,
seperti perusahaan, dapat digunakan teknologi informasi untuk membantu. Salah
satu perusahaan yang mengembangkan teknologinya dengan teknologi Android adalah
Bengkel Mobil BIMA berdiri sejak tahun 1998, dan telah mengalami beberapa kali
perubahan nama.
Bengkel BIMA selalu ingin meningkatkan
kualitas pelayanan terhadap pelanggan,sesuai dengan visi Bengkel pada angka 1
yaitu “Kepuasan pelanggan adalah komitmen kami” dan misi pada angka 1 yaitu “Menjadi
Bengkel dengan managerial terbaik yang didukung pengembangan kompetensi
sumberdaya manusia, struktur keuangan yang solid, kepuasan pelanggan yang
efisien”. Kualitas pelayanan yang baik ini merupakan salah satu komitmen
Bengkel terhadap pelanggan sekaligus berguna sebagai strategi untuk terus
tumbuh pada era yang semakin bersaing.
Untuk
meningkatkan kualitas pelayanan ini, Bengkel ini mengubah proses bisnis yang
manual menjadi proses bisnis dengan menggunakan teknologi. Teknologi yang
sedang dikembangkan di PT. AIM adalah teknologi mobile khususnya device
dengan sistem operasi Android. Untuk selanjutnya tidak hanya teknologi
Android saja yang dikembangkan, namun juga sistem operasi mobile yang
lain sehingga aplikasi pada penelitian ini dibangun menggunakan PhoneGap platform.
Penggunaan PhoneGap dipilih karena merupakan framework yang multiplatform
sehingga selanjutnya memungkinkan untuk dikembangkan ke sistem operasi lainnya.
Bengkel BIMA sebenarnya memiliki proses
bisnis untuk pencatatan servis mobil akan dikembangkan, menggunakan teknologi
Android yang bersifat mobile. Pengembangan sistem yang bersifat mobile
dianggap penting karena bengkel BIMA Kota Sekayu
merupakan salah satu bengkel yang cukup luas, sekitar 40 m2, yang membutuhkan aplikasi yang tertanam pada device yang
bersifat portable. Area bengkel yang luas ini dibutuhkan oleh Bengkel BIMA karena mobil yang dilayani servisnya pada bengkel ini
tidak hanya mobil berukuran kecil tetapi juga mobil berukuran besar sehingga membutuhkan lahan yang lebih luas
dibanding bengkel mobil biasanya.
Saat ini bengkel BIMA sedang
mengembangkan beberapa proses bisnis yang berbasis pada mobile device yaitu
pencatatan servis mobil, bagian pelanggan, dan bagian kepegawaian. Sedangkan
fokus pada penelitian ini adalah pencatatan servis mobil .
Pada bengkel ini proses
pelayanan pelanggan yang pertama dilakukan oleh SA. Tempat pelayanan
oleh SA untuk pelanggan pun dipisahkan antara kantor tempat pelayanan
pelanggan dan bengkel tempat mobil berada.
Tapi pada kenyataannya pendataan harus
dilakukan di kantor karena data-data mengenai kebutuhan servis ada pada sistem desktop di
kantor, sehingga bagi pelanggan yang baru akan mendaftar harus mendaftarkan
dirinya terlebih dahulu ke kantor yang terpisah dengan bengkel. Hal ini membuat
pelanggan yang seharusnya dapat menghemat waktu dengan pendaftaran pelanggan
baru di bengkel harus menuju kantor terlebih dahulu.
Begitu pula untuk pendataan
kebutuhan servis yang dibutuhkan mobil milik pelanggan. Pelanggan harus menemui
SA di kantornya karena SA harus terus berada pada sistem
penginputan desktop yang telah ada. Akibatnya, dalam pendataan kebutuhan
mobil yang diservis, kedua belah pihak harus menuju ke bengkel lagi untuk
mengetahui kebutuhan apa saja yang diperlukan oleh mobil tersebut. Selain
servis berkala, bengkel juga melayani servis untuk kendaraan yang mengalami
kerusakan. Di dalam pendataan kebutuhan mobil yang mengalami kerusakan dan
servis ini SA harus langsung memeriksa keadaan mobil di bengkel.
Pada saat melakukan pendataan
kebutuhan mobil, SA membawa kertas untuk mendata kebutuhan mobil yang
berada di bengkel, kemudian menambahkan data kebutuhan ke sistem yang telah ada
yang berada di kantor, dan selanjutnya baru dapat mengestimasi biaya yang
timbul karena SA harus bolakbalik antara bengkel dan kantor. Hal ini
tentunya membutuhkan lebih banyak waktu jika dibandingkan apabila SA dapat
langsung melayani pelanggan di bengkel dan dapat menambahkan data serta
mengestimasi kebutuhan langsung di bengkel tempat mobil yang diservis berada.
Proses ini menimbulkan tidak diketahuinya secara langsung kebutuhan data servis
di bengkel karena data-data tersebut berada pada sistem desktop di
kantor yang terletak terpisah dengan bengkel.
Setelah itu mobil yang sudah
diestimasi kebutuhannya ini dikerjakan di bengkel yang dalam tahap atau proses
pengerjaannya akan dicek oleh Kepala Regu atau Checker berdasarkan surat
Perintah Kerja Bengkel (PKB) yang diterbitkan ketika pelanggan menyetujui
estimasi terhadap servis yang ditawarkan oleh SA. Tetapi SA harus
menyerahkan terlebih dahulu PKB kepada Checker sehingga mengakibatkan mobil
yang dapat dikerjakan saat itu juga harus tertunda beberapa
saat sampai SA menyerahkan PKB kepada Checker.
Dari sistem kerja SA dan Checker
tersebut, maka dirumuskan masalah yang
melatarbelakangi penelitian ini yaitu
bagaimana membangun aplikasi pencatatan servis mobil yang
dapat membantu dalam pencatatan data yang tersendat bagi
SA dan Chceker dalam proses bisnis pencatatan servis mobil dengan menggunakan Android platform.
Aplikasi yang tertanam pada telepon selular bersifat portable ini memberikan keleluasaan kepada SA dalam
pencatatan data pelanggan dan kebutuhan servis mobil karena SA dapat membawa device ke bengkel, dan bagi Checker
dapat mengetahui secara lebih cepat jika
ada kendaraan baru yang diservis beserta
kebutuhan apa saja yang diperlukan mobil tersebut.
Pada aplikasi ini pula akan digunakan teknologi Google
Cloud Messaging (GCM) yang bertujuan untuk memudahkan
dan mempercepat sistem kerja SA dan Checker. Penggunaan aplikasi ini diharapkan dapat
meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dan
dapat membantu SA maupun Checker dalam
proses bisnis pencatatan servis mobil sehingga bisa
lebih cepat. Penelitian ini tidak membahas mengenai kecepatan
bandwidth internet maupun keamanan sistem. Aplikasi hanya berjalan pada
Android minimal versi 4.1 ke atas, dan diterapkan
hanya di bengkel BIMA Kota Sekayu.
II. APLIKASI PENCATATAN
SERVIS
A.
PhoneGap
PhoneGap merupakan
framework yang digunakan untuk membuat aplikasi mobile cross-platform.
Dalam membangun sebuah aplikasi dengan PhoneGap harus disertakan juga sebuah library
Javascript dari PhoneGap. Library PhoneGap ini adalah cordova.js
yang merupakan nyawa dari aplikasi PhoneGap. Bahasa pemrograman yang digunakan
dalam aplikasi PhoneGap adalah HTML5, Javascript, dan CSS [3].
B.
JQuery Mobile
JQuery Mobile adalah
proyek baru yang membahas kekurangan jQuery. Ini adalah framework yang
dibangun di atas jQuery yang menyediakan berbagai elemen user-interface dan
fitur-fitur untuk digunakan dalam aplikasi mobile [4].
C.
Push Notification
Push Notification merupakan
suatu komunikasi jaringan, yaitu server akan mengirimkan pesan
pemberitahuan ke client jika ada perubahan data, sehingga client tidak
perlu melakukan proses request data tiap periode untuk mengambil data
pemberitahuan. Teknologi Push Notification untuk device mobile
sangat efektif karena berjalan pada background proses sehingga
memungkinkan aplikasi menerima pesan. Push Notification dapat
diimplementasikan pada device berbasis Android dan device yang
lain. Pada sistem operasi Android proses Push Notification dapat
memanfaatkan layanan Google Cloud Messaging (GCM) untuk
mengirim pesan atau notifikasi yang disediakan oleh Google [5].
D.
Google Cloud Messaging (GCM)
Perpesanan Google Cloud Messaging (GCM)
adalah layanan gratis yang membantu pengembang mengirimkan data dari server ke
aplikasi Android. Ini dapat berupa pesan ringan yang memberi tahu aplikasi
Android bahwa ada data baru yang harus diambil dari server (misalnya, film yang
diunggah oleh teman), atau berupa pesan berisi 4 KB muatan data (agar aplikasi seperti
perpesanan instan dapat langsung mengonsumsi pesan) [6].
E.
JavaScript Object Notation (JSON)
Untuk pertukaran data digunakan JavaScript
Object Notation (JSON). JSON adalah format pertukaran data
yang ringan, mudah dibaca dan ditulis manusia, serta mudah diterjemahkan
dan dibuat (di-generate) oleh komputer. Format ini dibuat berdasarkan
bagian dari bahasa pemprograman JavaScript, Standar ECMA-262 Edisi ke-3
- Desember 1999. JSON dipilih karena format teksnya tidak bergantung
pada suatu bahasa pemrograman apapun karena menggunakan gaya bahasa yang
umum digunakan oleh programmer keluarga C termasuk C, C++, C#, Java, JavaScript,
Perl, Phyton, dll [7].
III.
PROTOTYPING MODEL
Metode yang digunakan dalam menyelesaikan
masalah dalam pembuatan Aplikasi Pencatatan Servis Mobil di Bengkel BIMA Berbasis
Android Platform ini yaitu prototyping model. Metode ini diambil
dengan maksud agar aplikasi yang dibangun berjalan dengan baik. Selain itu, yang
menjadi alasan utama dalam pengambilan metode ini adalah adanya pengambilan
data yang berulang setelah diadakannya evaluasi atau pengujian yang masih
kurang tepat. Sebagai contoh, jika pada saat pengujian hasil prototype-nya
ternyata masih ada ketidaksesuaian dengan tujuan maka akan kembali dilakukan
pengumpulan informasi untuk menutupi kekurangannya. Dengan demikian metodologi
ini sangat cocok digunakan untuk pembuatan aplikasi ini. Adapun gambaran dari prototyping
model seperti terlihat pada Gbr. 1.
Gambar
1 Prototyping model [8].
Tahapan-tahapan
dalam prototyping model dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pengumpulan
informasi dimaksudkan untuk pengambilan data-data dan informasi yang diperlukan
dalam aplikasi yang akan dibangun.
Tahap
Membangun/Memperbaiki Prototype dilakukan untuk mengembangkan hasil dari
pengumpulan informasi dibangun.
Setelah tahap diatas, tahap
berikutnya adalah Menguji Hasil Prototype, yaitu pengujian hasil dari
pembangunan prototype. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesalahan yang
tidak diperhitungkan sebelumnya.
Proses ini akan berulang jika hasil
yang ada belum memuaskan. Jika hasil sudah memuaskan maka proses ini akan
berhenti pada tahap pengujian hasil prototype.
IV.PERANCANGAN
SISTEM
Pada tahap perancangan sistem
digunakan UML (Unified Modeling Language) yang berfungsi untuk menggambarkan prosedur
dan proses kerja aplikasi. Use case diagram adalah gambaran graphical dari
beberapa atau semua aktor, use case, dan interaksi di antara komponen komponen
tersebut yang memperkenalkan suatu sistem yang akan dibangun [9]. Pada use case
diagram dalam aplikasi ini terdapat dua aktor utama yaitu admin dan user. Use case
diagram user dapat dilihat pada Gbr. 2.
Gambar.2 Use
case diagram aplikasi
mobile
Gbr.
2 menunjukkan bahwa pada sistem aplikasi pencatatan di platform mobile, SA
dapat menambahkan data pelanggan dan menambah data kebutuhan servis. SA dan
Checker juga dapat memantau proses pengerjaan mobil.
SA menambahkan data
pelanggan sesuai dengan identitas pelanggan dan identitas mobil. Selain
menambahkan data pelanggan, SA juga menambahkan kebutuhan servis mobil berdasarkan
data yang ada pada database perusahaan. Penambahan data berupa
penambahan sparepart dan penambahan pekerjaan servis mobil. Penambahan
kebutuhan sparepart didasarkan pada jenis mobil pelanggan karena setiap
mobil mempunyai jenis sparepart yang berbeda-beda.
Activity Diagram adalah
gambaran aliran aktivitas bagaimana sistem dirancang mulai dari awal, adanya decision,
sampai aktifitas dalam sistem berakhir. Activity Diagram untuk database
yang digunakan dalam aplikasi dapat dilihat pada Gbr 3.
Gambar.
3. Activity Diagram
Deployment Diagram adalah
susunan fisik sebuah sistem, menunjukkan tata letak bagian-bagian software yang
berjalan pada bagian-bagian hardware. Deployment Diagram pada aplikasi
ini dapat dilihat pada Gbr 4.
Gbr. 4 menggambarkan Deployment Diagram
dari sistem aplikasi pencatatan oleh SA. Pada Deployment Diagram
terdapat dua macam perangkat lunak yaitu aplikasi mobile masing-masing
aplikasi untuk SA dan Checker. Aplikasi mobile terhubung
dengan web service. Web service ini berfungsi sebagai penghubung
antara aplikasi mobile yang dioperasikan oleh SA dan aplikasi mobile
yang dioperasikan oleh Checker dengan database. Pada diagram
ini terdapat web service yang menggunakan bahasa pertukaran data JSON
untuk akses data ke aplikasi mobile. Web service dibangun dengan
menggunakan bahasa pemrograman web yaitu PHP. Web service ini
juga terhubung dengan database pada server. Database yang
ada pada server dikendalikan oleh admin dengan aplikasi desktop yang
sebelumnya sudah ada pada perusahaan. Berdasarkan Deployment Diagram ini
dirancang arsitektur sistem aplikasi pencatatan servis mobil.
Pada Gbr. 5 dapat dilihat ada tiga
aplikasi, meliputi dua aplikasi mobile dan satu aplikasi desktop. Aplikasi
desktop merupakan aplikasi yang sudah ada pada bengkel BIMA sebelumnya
untuk mengolah database dan berperan pada sistem sebelumnya. Sedangkan
dua aplikasi mobile yang digunakan oleh SA dan Checker digunakan
untuk mengakses database server, menggunakan web service JSON.
Ketika SA menambahkan data servis baru, maka aplikasi yang digunakan
oleh Checker akan menerima notifikasi dari service Google Cloud
Messaging, dan ketika Checker memperbarui data penyelesaian
pekerjaan, SA juga akan menerima notifikasi.
Gambar. 5 Arsitektur
sistem
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menghasilkan dua aplikasi mobile.
Kedua aplikasi ini diimplementasikan pada Android platform. Aplikasi
ditujukan kepada SA dan Checker yang bekerja di bengkel BIMA.
Aplikasi mobile berjalan pada device
Android yang menggunakan Cordova sebagai library Javascript. Pada
penelitian digunakan Cordova versi 4.0.0. Pada aplikasi ini hanya digunakan library
untuk Android walaupun Cordova menyediakan library untuk sistem
operasi mobile lainnya. Cordova.js sebagai library javascript
dimasukkan pada awal kode pembangunan aplikasi mobile menggunakan PhoneGap.
Pada aplikasi mobile yang ditujukan
untuk SA, pengguna atau SA yang bertugas melayani pelanggan bisa
langsung berinteraksi dengan pelanggan di bengkel tanpa harus pelanggan datang
ke kantor untuk mendaftarkan servis. Pengguna aplikasi juga dapat mencatat
langsung kebutuhan pelanggan pada aplikasi mobile.
Gambar. 6 Tampilan menu utama
Gbr. 6 menunjukkan tampilan menu utama
pada aplikasi yang digunakan oleh SA. Terdapat beberapa pilihan menu, yaitu
pendaftaran pelanggan, estimasi & service, dan pemantauan pekerjaan.
Pada menu pendaftaran pelanggan, SA dapat menambahkan pelanggan baru.
Pada menu pendaftaran mobil, mobil milik pelanggan yang belum terdaftar sebelumnya
dapat didaftarkan. Pada menu estimasi & service SA dapat
menambahkan kebutuhan sparepart maupun perawatan yang dibutuhkan oleh
mobil, serta mengestimasi biaya yang timbul dan dapat menerbitkan perintah
kerja terhadap mobil tersebut. Menu pemantauan pekerjaan berisi pemantauan
pekerjaan terhadap mobil tersebut.
Gbr. 7
merupakan tampilan menu estimasi dan service.
Pada menu tersebut yang dilakukan pertama
kali adalah mencatat data estimasi servis yang dibutuhkan. Pada menu ini juga
dapat diisi apa saja keluhan pelanggan terhadap mobilnya. Jika pengisian data
pada menu ini selesai maka akan dikirim notifikasi kepada Checker yang
berisi informasi adanya servis baru.
Gbr. 8
Tampilan notifikasi pemberitahuan servis baru.
Pada Gbr. 8 ditunjukkan tampilan
notifikasi pemberitahuan servis baru pada aplikasi yang digunakan oleh Checker
yang menyatakan bahwa telah terbit perintah kerja bengkel baru yang muncul
ketika ada pelanggan yang mendaftarkan servis mobilnya dan sudah diestimasi.
Gbr. 9 Tampilan daftar
servis.
Pada Gbr. 9 tampilan daftar servis pada
aplikasi yang digunakan oleh Checker menyatakan bahwa ada beberapa
servis dengan No. WO (No. Work Order) dan No. Polisi yang akan
ditangani oleh seorang Checker. Setiap Checker dapat melihat
kebuttuhan servis dan target waktu yang telah diestimasi oleh SA. Jika
dirasa kebutuhan servis yang dibutuhkan seperti sparepart dan penanganan
servis sudah lengkap maka tiap sparepart dan servis akan ditandai.
Gbr.
10 Tampilan notifikasi pemberitahuan selesai servis.
Pada
Gbr. 10, tampilan notifikasi pemberitahuan selesai servis pada aplikasi yang
digunakan oleh SA menyatakan bahwa servis dengan No.WO tersebut
telah selesai dikerjakan. Pengujian dilakukan dengan menjawab daftar pertanyaan
yang dibagikan kepada sasaran pengguna meliputi SA, Checker, dan
beberapa pihak dari Bengkel BIMA yang
berjumlah sepuluh orang. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
aplikasi ini berfungsi. Hal yang diuji dan hasil pengujian dapat dilihat pada
Tabel I.
TABEL I
HASIL JAWABAN DAFTAR
PERTANYAAN
No
|
Soal
|
Skor
Jawaban
|
||||
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
||
1
|
Aplikasi ini mudah digunakan.
|
|||||
2
|
Aplikasi ini memudahkan SA dan Checker dalam bekerja.
|
|||||
3
|
Aplikasi ini memberi kemudahan
dalam proses pencatatan servis mobil.
|
|||||
4
|
Aplikasi ini meringkas proses
bisnis yang ada sebelumnya.
|
|||||
5
|
Aplikasi ini sesuai untuk
diimplementasikan di bengkel.
|
|||||
Setelah
semua jawaban diketahui maka yang selanjutnya dilakukan adalah menghitung
presentase jawaban responden yang telah menjawab daftar pertanyaan. Perhitungan
dilakukan menggunakan skala Likert, dengan masing-masing jawaban diberi skor
1-5 dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Sangat Tidak
Setuju (STS) = 1
2. Tidak Setuju
(TS) = 2
3. Cukup Setuju
(CS) = 3
4. Setuju (S) = 4
5. Sangat Setuju
(SS) = 5
VI.KESIMPULAN
Dalam
penelitian ini dilakukan perancangan dan implementasi aplikasi pencatatan
servis mobil pada Android platform dengan menggunakan platform PhoneGap
dan teknologi GCM. Setelah aplikasi ini dianalisis, ada beberapa manfaat
yang ditimbulkan, yaitu aplikasi ini membantu mempercepat dan mempermudah
kinerja SA dan Checker yang bekerja di PT. AIM kota Magelang
dalam menangani pelayanan servis mobil kepada pelanggan sehingga aliran data
antara SA dan Checker tidak tersendat. Selain itu SA dapat
mencatat pendaftaran pelanggan baru dan servis mobil baru dengan membawa device
Android yang telah terinstal aplikasi ini dan terkoneksi dengan internet
secara langsung di bengkel. SA juga tidak perlu menemui dan menyerahkan
surat PKB kepada Checker untuk perintah pengerjaan sebuah servis mobil
tetapi dapat langsung menerima pemberitahuan adanya servis baru dengan bantuan GCM
ketika ada perintah servis baru dan SA dapat mengetahui proses
pengerjaan mobil yang sudah selesai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penggunaan aplikasi pencatatan servis mobil pada Android platfrom dapat mempermudah
proses bisnis untuk SA dan Checker dalam pencatatan data servis
mobil, dalam proses bisnis sebelumnya membutuhkan 13 kali tahapan, sedangkan
dalam proses bisnis yang baru hanya membutuhkan 7 kali tahapan.
REFERENSI
[1]
Huda, Arif Akbarul, 24 Jam!! Pintar Pemrograman Android, Yogyakarta:
Andi Yogyakarta, 2012.
[2] Tj,
Sri Eka Pebruati, dkk., Pengaruh Aplikasi Teknologi Informasi Dalam Peningkatan
Daya Saing Perusahaan (Studi Pada Ukm Kota Malang), Malang : Universitas
Brawijaya, 2013.
[3] Komputer
, Wahana, Membangun Aplikasi Mobile Cross Platform dengan Phonegap.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2013.
[4] Usada,
Elisa, dkk., Rancang Bangun Sistem Informasi Jadwal Perkuliahan Berbasis Jquery
Mobile Dengan Menggunakan PHP Dan Mysql. Purwokerto : Akademi
Teknik Telekomunikasi Sandhy Putra Purwokerto, 2013.
[5]
Wilibanks. Mike. Mobile: Push for sync & Notifications. USA: Zend / PHP
Confrence, 2011.
[6]
Sallatan, Zainuddin Daeng, M-Library Berbasis Android Menggunakan Protokol
JSON. Tanjungpinang : Universitas Maritim Raja Ali Haji, 2014.
[7] Ardaneswari,
Awanda, Perancangan dan Pengimplementasian Sistem Pencatatan Data Perkembangan
Ayam Broiler Berbasis Mobile. Salatiga : Universitas Kristen Satya
Wacana, 2014.
[8] McLeod,
R.Jr., Schell, G., Management Information System.New Jersey: Pretince
Hall, 2001.
[9] Christine.
(2014) Mengenal Use Case Diagram. [Online]. Availabe: http://www.academia.edu/5295802/Mengenal_Use_Case_Diagram.












Tidak ada komentar:
Posting Komentar